banner 728x250

Diklaim Berhasil, Program Satu Juta Satu Pekarangan Ternyata Hanya Cerita

Tanaman Program Satu Juta Satu Pekarangan di Salah satu Kecamatan tampak mati.[Foto:Dokumentasi Banggaipost]

LUWUK – Pemerintah daerah Kabupaten Banggai mengklaim telah berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui program satu juta satu pekarangan.

Penelusuran media ini di sejumlah kecamatan, program satu juta satu pekarangan yang dilaksanakan pemerintah daerah tidak sebaik penyampaian kepada masyarakat.

Di Kecamatan Nuhon misalnya, warga desa mengaku tidak mengetahui soal program satu juta satu pekarangan yang dilaksanakan pemerintah daerah.

Menurut mereka yang ada hanyalah program ketahanan pangan yang dianggarkan melalui Dana Desa (DD) yang ada dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (ABPDes).

Bantuan itu berupa tanaman cabe, terong dan tanaman perkebunan lainnya.

“Kami pernah dikasih masing-masing 4 pot tanaman terong, tapi itu dari desa, bukan dari kabupaten,” kata Ismail, Warga Desa Tomean, Kecamatan Nuhon, yang ditemui Kamis (12/9/2024).

Menurutnya, dengan 4 pot tanaman terong, tidak mungkin bisa membangkitkan ekonomi.

Hal yang sama juga ditemukan di Desa Pulo Dalagan. Di desa itu, program satu juta satu pekarangan dari pemerintah daerah sama sekali tidak pernah dilaksanakan.

Pernah ada bantuan namun program itu dari desa yang bersumber dari 20 persen Dana Desa dalam APBDes, yang diperioritaskan untuk ketahanan pangan.

“Satu juta satu pekarangan ini hanya kedengaran namun tidak kelihatan,” kata Ketua BPD Pulo Dalagan.

Katanya, program satu juta satu pekarangan dalam bentuk bantuan perikanan budidaya ikan lele, baru akan diterima dalam waktu dekat ini.

“Sudah ada di undang ke Luwuk calon penerimanya, tetapi bentukya seperti apa belum ada sampai sekarang,” tuturnya.

Di Kecamatan Simpang Raya media ini menemukan adanya bantuan program satu juta satu pekarangan dari Dinas Peternakan, yang dilaksanakan di Desa Dwipa Karya.

Hanya saja, bantuan 20 ekor ternak ayam petelur itu juga gagal dan tidak memberikan dampak ekonomi. Salah satu penerima bantuan yang ditemui justru tinggal menyisakan 4 ekor ayam saja karena ternak lainnya sudah mati.

Penerima bantuan mengaku tidak ada pendampingan sama sekali dari pelaksanaan program tersebut.

Sementara itu, di Kecamatan Pagimana juga ditemukan adanya program satu juta satu pekarangan yang gagal. Seperti yang ada di Desa Tintingan, dari 20 ekor bantuan ternak ayam petelur yang diterima, saat ini tinggal menyisakan 1 ekor saja, dan tidak memberikan dampak ekonomi bagi penerima program. (*)