LUWUK— Krisis pupuk masih menjadi masalah utama yang menghantui petani di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah termasuk di Kecamatan Bunta, Simpang Raya, dan Nuhon.
Para petani mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk subsidi yang sangat dibutuhkan untuk mendukung produktivitas pertanian mereka.
Situasi ini tergambar kala media ini mengecek langsung ke sejumlah petani di 3 Kecamatan itu pada Selasa, 10 September 2024 sampai Kamis, 12 September 2024.
Meski sudah berlangsung lama, hingga saat ini belum terlihat adanya upaya serius dari pemerintah Kabupaten Banggai, di bawah kepemimpinan Bupati Amirudin Tamoreka dan Wakil Bupati Furqanuddin Masulili, untuk mengatasi persoalan ini.
Kondisi ini memprihatinkan, mengingat pupuk adalah salah satu komponen penting dalam pertanian, terutama bagi petani sawah di wilayah tersebut.
Beberapa petani bahkan menduga adanya permainan tengkulak di balik kelangkaan pupuk subsidi.
Namun, yang membuat mereka kecewa, pemerintah seolah tidak bertindak dan hanya diam menyikapi masalah ini.
Meski sebagian petani masih bisa mendapatkan pupuk subsidi, jumlahnya tidak mencukupi, sehingga mereka terpaksa membeli pupuk non-subsidi dengan harga yang jauh lebih mahal.
Jika masalah ini terus berlanjut, produktivitas pertanian di Kabupaten Banggai dipastikan akan menurun, yang pada akhirnya akan berdampak pada perekonomian masyarakat.
Para petani mengaku sudah sering menyampaikan keluhan ini dalam berbagai pertemuan dengan Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, bahkan langsung kepada Bupati Banggai.
Sayangnya, hingga kini belum ada penanganan serius dari pemerintah untuk menyelesaikan krisis pupuk ini. (*)