banner 728x250 banner 728x250

Kronologis Aleg Gerindra yang Mengalami Intimidasi di Toili Banggai

Kronologis Anggota Legislatif (Aleg) Gerindra Suwardi SH yang mengalami intimidasi di Desa Tanah Abang, Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai.[Foto:Ist]

BANGGAIPOST.COM,Toili – Ramai pemberitaan media mengenai penggerebekan yang dilakukan terhadap sebuah rumah di Desa Tanah Abang, Kecamatan Toili, Sabtu (5/4/2025) dini hari tadi. Salah satu orang yang ada di dalam rumah tersebut adalah Suwardi, Anggota DPRD Kabupaten Banggai asal Partai Gerindra. Penggerebekan sekelompok orang tersebut dilakukan atas tuduhan melakukan praktek politik uang jelang PSU.

Setelah kabar tersebut ramai menjadi pemberitaan dan mewarnai media sosial, media ini melakukan wawancara bersama politisi parti Gerindra itu. Berikut penjelasannya.

Menurut Agis, sebagai kader partai Gerindra, ia memiliki kewajiban untuk hadir dan memberikan suport terhadap pertarungan PSU yang diikuti oleh Ketua DPC Gerindra Sulianti Murad.

Oleh karea itu, ia berada di Kecamatan Toili. Tadi malam, ia sedang bersama Lutfi Samaduri, yang juga Anggota DPRD Partai Gerindra. Namun karena sudah malam, ia minta diantar pulang ke sebuah rumah di Desa Tanah Abang, sedangkan Lutfi kembali ke rumah mertuanya di Desa Sentral Timur.

“Tadi malam itu saya dengan Lutfi, jam 11 saya suruh antar pulang ke Tanah Abang, dia pulang ke rumah mertuanya di Sentral Timur,” kata Agis.

Agis mengatakan, rumah di tanah abang itu adalah rumah kontrakan yang sering di persewakan per kamar. Di rumah itu, juga terdapat sejumlah mahasiswa yang juga menyewa kamar di rumah tersebut, salah satunya Arbes Lamusu, salah seorang aktivis Kabupaten Banggai.

Menurut Agis, setelah diantar oleh Lutfi Samaduri di rumah tersebut sekitar pukul 11.00 malam, ia langsung tidur karena memang lagi kurang baik kesehatan, terutama pencernaan karena perutnya mules.

Memasuki waktu subuh, ia bangun dan melaksanakan sholat subuh. Saat sedang sholat rumah tersebut terdengar dilempari dari luar.

“Habis solat, anak-anak disitu bilang ada yang lempar. Tapi saat dicek keluar, tidak ada orang,” kata Agis.

Ia kemudian kembali masuk ke kamar dan melanjutkan tidur. Hanya saja, pertunya yang mules membuat ia harus ke kamar kecil dalam waktu yang cukup lama.

“Memang saya lama dikamar kecil, karena saya mules sekali dari malam,” katanya.

Agis benar benar kaget karena tiba-tiba ada sekelompok orang yang masuk dan memaksanya keluar dari kamar kecil. Mereka mencurigai dirinya sebagai Anggota DPRD yang melakukan permainan politik kotor.

Setelah keluar dari kamar kecil, Kata Agis, ia menemukan di dalam rumah sudah ada Kepala Desa Tanah Abang dan beberapa orang yang mempersoalkan soal keberadaannya di tempat itu.

“Pokoknya mereka sudah bicara-bicara macam-macam menuduh politik kotor dan lain-lain. Mereka sudah periksa dompet saya, periksa tas saya, semua di periksa dan tidak ada yang mereka temukan apa-apa,” kata Agis.

Suasana menjadi tegang karena beberapa oknum tersebut terus melakukan intimidasi dan menuduh telah melakukan politik kotor. Akhirnya ia dan beberapa mahasiswa bisa keluar dari rumah kontrakan tersebut setelah di evakuasi oleh aparat kepolisian.

Teror Sejak Pagi Hari

Sementara itu, Arbes Lamusu, yang juga berada di rumah kontrakan tersebut, menjelaskan, setelah aksi pelemparan rumah pada dini hari, ada sebanyak 6 orang mendatangi mereka pada pagi hari. Mereka bertanya-tanya soal keberadaan Arbes dan teman-temannya di tempat itu.

“Ada yang datang pagi skali 6 orang, tanya-tanya dan kami sudah jawab. Mereka kemudian pulang,” kata Arbes.

Hanya saja, tidak lama kemudian mereka datang lagi bersama dengan Kepala Desa Tanah Abang. Mereka meminta melakukan pemeriksaan identitas namun Arbes dan rekan-rekannya menolak.

“Kami sudah jelaskan, kami disini jalan jalan. Kami juga mau liat PSU, kanpa kami di periksa, salah kami apa. Sedangkan kami tidak membuat kegaduhan atau apapun,” kata Arbes.

Karena terjadi ketegangan dan perdebatan kata Arbes, karena kami menola diperiksa, Kepala Desa kemudian menelpon polisi dan tidak lama kemudian beberpa orang polisi dan TNI datang.

“Saat itulah orang orang itu langsung memaksa melakukan pemeriksaan ke kamar dan semua di periksa. Termasuk pak Agis disuruh keluar dari kamar kecil, tapi tidak ada uang yang mereka tuduhkan kami melakukan politik uang,” kata Arbes.

Arbes mengatakan, beberapa orang yang melakukan razia tersebut ia kenal dan bukan warga Desa Tanah Abang.

“Mereka juga dari luar Toili, sama sama dari luar kok saling merazia, kami tidak membuat kegaduhan, kami cuma mau melihat PSU saja kok, masak tidak bisa,” pungkasnya. (*)