BANGGAI POST, BALUT- Menindaklanjuti hasil temuan dilapangan, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banggai Laut menggelar Rapat Kerja (Raker) dengan sejumlah OPD terkait, diantaranya Diskoperindag, Dinas Perhubungan, Dinas Perikanan dan Badan Pendapatan, Jum’at (18/08).
Dikesempatan itu, Dinas Perikanan Kabupaten Banggai Laut dituding mengendapkan anggaran Pendapatan Asli Daerah (PAD). Rapatpun semakin alot.
“Tadi pak Kadis Perikanan agak kesal, ketika dicurigai tidak menyetorkan retribusi, informasi ini dari lembaga yang terhormat (DPRD-red), lembaga ini ada 20 orang, artinya katakanlah benar walaupun itu sakit, agar tidak menjadi isu liar,” cecar Laongke.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Perikanan Herto Sampelan membantah isu yang telah mencoreng Dinas yang dipimpinnya itu. Ia mengatakan sangat kecewa atas isu itu, petugas penarik retribusi bekerja siang malam meski begitu masih terus dicurigai.
“Dan jujur, Saya bersumpah di tempat ini, Dinas Perikanan tak satu rupiah-pun mengendapkan PAD,” tegas Herto.
Proses pembayaran retribusi, kata Herto, memiliki tiga blanko yang yang digunakan oleh petugas penarik retribusi dan ketika telah terkumpul petugasnya segera menyetorkannya ke Bank.
“Dinas Perikanan merasa terpukul, saya hanya mengimbau kepada petugas bekerjalah yang benar,” katanya.
Meski Demikian, ketika La Ongke mengkonfirmasi box ikan yang dicatat saat monitaring Selasa 15 Agustus 2023, ada ketidakcocokan data antara Dinas Perikanan dan catatan sejumlah anggota DPRD.
Misalnya ambil contoh ada salah satu pengusaha ikan menurut catatan Dinas Perikanan hanya 14 box, padahal catatan Anggota DPRD ada 205 box yang dikirim ke luar daerah.
“Nah ini kan, data yang tidak terkonfirmasi, tidak perlu panjang lebar,” tukas La Ongke tajam.
“Itu data yang kami dapatkan saat jelang sore hari, tidak tau dari pagi sudah bongkar muat, ini satu kasus saja, jadi kita dibohongi, saya tidak tau petugas dilapangan yang bohongi bapak atau bagaimana, pastinya jadi perhatian,” sela Patwan Kuba.
“Sudah tidak betul ini,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Mursalam yang juga ikut ketika monitoring mengatakan, ada satu kapal bermuatan penuh box ikan yang menuju Kendari Sulawesi Tenggara namun sayangnya tak tercatat ketika berangkat.
“Perlu pengawasan dan pengawalan ketat agar kejadian saat ini tidak menyebabkan kebocoran PAD,” pungkasnya. (IK)