banner 728x250

PROBLEMATIKA PEMUDA BANGGAI LAUT DI ERA MILENIAL

Oleh : Bahris Hi. Sudding*


Sayangnya, sampai saat ini menurut pengamatan penulis program-program Dinas Dikpora hanya berkutat pada rutinitas biasa dengan kegiatan-kegiatan biasa pula yang bersifat normatif, jauh dari kategori sebuah gebrakan yang merubah secara fundamental,”

HAMPIR satu abad pemuda Indonesia berikrar SATU Tanah Air, Satu Bahasa, Satu Bangsa INDONESIA. Ikrar itu bermakna dalam, kontekstual dan komprehensif karena didalamnya inklut semua semangat pemuda untuk mengambil andil dalam pembangunan bangsa. Karena posisi pemuda disadari oleh para _founding fathers_ kita begitu penting dalam menentukan masa depan Indonesia.

Pertanyanya kini, masih adakah kesadaran urgensif peran pemuda itu ? Catatan ini sekedar meninjau problematika generasi muda milenial di tengah kehidupan sosial masyarakat Banggai Laut hari-hari ini dalam rangka menyongsong peringatan hari Sumpah Pemuda ke 92 tahun.

Dimana ada beberapa catatan yang perlu menjadi perhatian bersama antara Pemuda itu sendiri dan Pemerintah Daerah. Sejumlah problem kepemudaan dalam pelataran kehidupan berbangsa khususnya di Banggai Laut sangat meresahkan publik. Sebut saja misalnya kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh anak dibawa umur, pemakaian narkoba atau jenis lain yang berefek sama seperti Lem Vox dan obat-obatan yang dioplos, seolah telah menjadi trend masa kini di tengah-tengah pergaulan sosial kaum muda yang semakin akut.

Kondisi ini tentunya harus mendapat perhatian dan sikap serius dari semua stakeholder. Penanganannya tidak bisa hanya diselesaikan oleh satu elemen dan metode saja, melainkan harus melibatkan berbagai elemen dengan berbagai metode penyelesaian yang baik dan terstruktur. Dalam hal tanggungjawab fungsional secara mutlak pada institusi Pemerintahan Daerah melekat pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) karena diberi kewenangan regulatif dan budgeting secara teknis oleh peraturan perundang-undangan untuk merumuskan dan neningkatkan daya saing pemuda.

Dalam hal ini, semestinya Disdikpora memiliki konsep dalam perencanaan dan pelaksanaan program-program kepemudaan berskala jangka pendek maupun jangka panjang, yakni dengan melibatkan elemen pemuda atau komunitas lain. Sayangnya, sampai saat ini menurut pengamatan penulis program-program Dinas Dikpora hanya berkutat pada rutinitas biasa dengan kegiatan-kegiatan biasa pula yang bersifat normatif, jauh dari kategori sebuah gebrakan yang merubah secara fundamental. Padahal yang dibutuhkan sekarang adalah gagasan dan terobosan yang memiliki data dobrak progresif. Sehingga program yang dicanangkan dalam mengatasi problematika sosial kepemudaan kita dapat memberikan solusi pembeda yang bisa dirasakan dari kepemimpinan-kepemimpinan sebelumnya.

Padahal kita ketahui bersama bahwa Indonesia saat ini memiliki bonus demografi dengan jumlah pemuda yang begitu besar. Idealnya Indonesia berada pada fase keemasan, dimana optimisme itu tumbuh bersama dengan statistik pemuda secara kuantitatif. Mindset ini mestinya difahami Kadis Dikpora secara strategis mengingat latar belakangnya sebagai seorang dosen dan pemuda. Namun sejauh ini penalaran dan lompatan pemikiran yang maju dan progresif belum nampak dan menunjukan tanda-tanda perubahan.

Padahal 3 dari 5 pesan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, dari 5 program prioritas dalam menyambut hari sumpah pemuda tahun 2020 ini yakni *Mendorong Kemjuan Kepemudaan,* yang dijabarkan sebagai berikut:
Pertama,_ Menpora RI menyampaikan perbaikan tata kelola, kompetensi ASN, penyederhanaan regulasi, penyesuaian birokrasi dan peningkatan kecepatan pelayanan publik.
Kedua,_ pemberdayaan pemuda menjadi kreatif, inovatif, mandiri, dan berdaya saing serta menumbuhkan semangat kewirausahaan.
Ketiga,_ Penguatan ideologi Pancasila dan karakter serta budaya bangsa dikalangan pemuda. Lalu, keempat,_ pemassalan dan pemasyarakatan olahraga yang menimbulkan kegemaran untuk hidup lebih sehat dan bugar dikalangan masyarakat. Kelima,_ yaitu pembinaan usia dini dan peningkatan prestasi atlet yang terencana dan berkesinambungan.

Lima program prioritas itu, jelas memberikan porsi perhatian cukup besar kepada pemuda, sebagaimana pada point ke 2,3 dan 5. Artinya bahwa semangat dari program prioritas Menpora ini harus bersambut sampai ke bawah dan mewujud pula secara konkrit dalam terobosan-terobosan program pemerintah daerah khususnya pada program dinas dikpora kabupaten Banggai Laut.(**)
——————————-
* Penulis adalah Ketua DPD KNPI Kabupaten Banggai Laut Periode 2018 – 2021_

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *