BANGGAI POST, BALUT- Salah satu persyaratan yang harus dimiliki perusahaan saat mengikuti tender proyek jalan yakni, adanya dukungan Asphalt Mixing Plant (AMP).
Persyaratan tersebut harus dipenuhi. Jika tidak, maka dapat dipastikan perusahaan bersangkutan tidak akan memenangkan proyek jalan yang diikutinya.
Ketersediaan AMP ini kerap menjadi kendala utama dalam penyelesaian pekerjaan jalan. Sepertihalnya proyek rekonstruksi ruas jalan Lampa-Adean, yang saat ini menuai kritikan di media sosial.
Pasalnya, proyek strategis yang berkontrak pada akhir bulan Maret 2023 sampai saat ini belum juga di aspal. Padahal waktu kontrak pekerjaan tersisa satu bulan lebih.
Menurut Kepala Bidang Bina Marga Zainal Tatadeng, proyek jalan yang dikerjakan oleh CV. Karya Muda Mandiri itu, terkendala AMP. Hal ini yang kemudian menyebabkan proyek tersebut belum di lakukan pengaspalan.
“SLO AMP baru keluar di awal Agustus,” ucapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (21/08).
Terkait progres pekerjaan, Inal-sapaan akrab Zainal Tatadeng mengatakan, bahwa untuk pekerjaan jalan presentasi terbesar terdapat pada pengaspalan. Sehingga kontrak yang dimiliki oleh perusahaan saat ini telah memasuki kategori kritis.
“Kalau lihat waktu pelaksanaan seharusnya sudah memasuki pengaspalan. Apalagi bobot pengaspalan itu 70 persen,” terangnya.
Sebagai PPK, Dia mengaku telah memberikan teguran atas keterlambatan pekerjaan tersebut. Dan dinas juga telah melakukan pertemuan dengan pihak pelaksana.
“Sudah dua kali surat teguran keluar dan pihak kontraktor dalam minggu ini sudah lakukan pengaspalan,” tuturnya.
Terkait belum siapnya AMP yang dimiliki oleh perusahaan pun diakui Kepala Dinas PUPR kabupaten Banggai Laut Mulyadi Mojang, saat ditemui awak media di Kantornya.
“Iya, kekurangannya di AMP, Kalo materialnya sudah ada,” imbuhnya.
Ditanya soal apabila terjadi keterlambatan pengerjaan, Mulyadipun memberi tanggapannya. Kata dia, hanya ada dua pilihan yaitu pertama adalah tetap kerja dengan denda dan kedua putus kontrak.
“Karena disitu kita tidak berbicara teknis lagi,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, proyek rekonstruksi ruas jalan Lampa-Adean dengan anggaran Rp. 7.7 miliar terus menuai kritikan ditengah publik.
Beberapa status miring bermunculan di media sosial facebook. Diantaranya akun Facebook Sem Banggai Laut. “Mominit sampai Adean, Fuul dengan debu-debu jalanan. Om kontraktor monitor!! ?? So kanyang dengan abu torang di jalan,” tulisnya.
Selain Sem, akun facebook Rafia Fia melalui postingannya menyampaikan jika Ia memiliki uang banyak pastinya ruas jalan itu disiram setiap jam.
“Torang so tidak sanggup ba hirup ini abu tiap hari tiap jam, saya pe anak bayi so babatuk-batu bahkan sesak nafas sampe ba bunyi dpe dada tiap hari ba telan ini abu yg masok dalam rumah,”kesalnya. (IK)