BANGGAIPOST.COM,Toili-Kalimat bijak yang menyatakan bahwa hasil tidak akan mengkhianati usaha, sepertinya kini dirasakan oleh Yakob Toding, petani kelapa sawit di Desa Sentral Timur Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai.
Pria berusia 71 tahun yang masih terlihat gagah itu, kini bisa merasakan kehidupan yang baik, setelah merintis usaha kebun kelapa sawit dan menjadi mitra PT Kurnia Luwuk Sejati (KLS) sejak tahun tahun 80-an.
Hidup bersama istri dan anak-anaknya di Desa Sentral Timur, Yakob menyatakan rasa syukurnya pada Tuhan, sebab kebun sawitnya telah memberi kehidupan yang terbilang baik.
“Saya sudah bisa menyekolahkan anak, membangun gereja, bisa membuat rumah yang layak untuk keluarga, dan bahkan membeli kendaraan roda empat untuk usaha maupun untuk kegiatan sehari-hari,” tutur Yakob di kediamannya, Jumat petang (7/3/2025).
Yakob yang mengaku pernah bekerja di perusahaan perkebunan di Riau, sebelum akhirnya berkenalan dengan Murad Husain dan hijrah ke Kabupaten Banggai, awalnya hanya ingin bekerja dan membangun kehidupan di tempat baru. “Pak Murad mengajak saya untuk ikut menanam sawit. Saya kemudian menanam sawit, meski belum berharap banyak dari tanaman tersebut,” ujarnya.
Namun karena harapannya untuk memperbaiki hidup, iapun dengan tekun mengolah kebun sawit yang menjadi plasma PT KLS.
“Dan benar, ternyata ketika tanaman kelapa sawit kita urus baik-baik, kita rawat, kita pupuk dan rutin dibersihkan, maka hasilnya akan memberi kehidupan,” kata Yakob.
Dari hasil yang ada, ia mulai memperluas kebun dengan membeli lahan warga yang tidak dikelola dan kemudian menanaminya dengan sawit lagi.
Kini, dengan kebun kelapa sawit yang telah mencapai 10 hektar, Yakob berhasil membangun kehidupannya keluarga dengan baik. “Yah, kelapa sawit itu kalau dikelola dengan baik, hasilnya pasti bagus. Cuma kalau tidak dirawat, tidak dipupuk dan tidak dipelihara dengan baik, memang tidak memberi hasil yang baik. Jadi kita harus tekun,” ujarnya.
Menurut dia, kalau ada yang bilang bahwa sawit itu tidak mensejahterakan, bisa jadi karena orang itu tidak mengurus kebun sawitnya dengan baik, atau justru karena memang tidak punya kebun kelapa sawit.
Keberadaan PT KLS sebagai perusahaan inti dan pemilik pabrik kata Yakob, juga memberi andil pada tercapainya harapan petani, sebab perusahaan juga menghendaki tanaman sawit itu memberi buah yang banyak, agar bisa diolah di pabrik. “Kuncinya kita tekun, dan alhamdulillah pendapatan saya dari kelapa sawit mencapai Rp.20 juta per bulan, dan bahkan lebih,” tandasnya. (*)