BANGGAIPOST.COM,Luwuk- Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kabupaten Banggai Herdi Djiada bersikap, pasca mengetahui salah satu Siswi SMAN 1 Batui dikeluarkan dari kelas, usai mewakili sekolahnya mengikuti Paskibraka Tingkat Kabupaten Banggai di Kota Luwuk.
“Jika benar kejadiannya seperti itu, sebagai ketua PPI sangat menyayangkan,”ucapnya.
Adapun langkah yang diambil organisasi purna Paskibraka tersebut adalah, segera berkoordinasi dengan sejumlah instansi berkompeten.
“Hari ini saya akan berkoordinasi dengan Kesbangpol selaku penanggungjawab pusdiklat Paskibra 2024, dan Kacabdis wilayah Sulteng terkait masalah ini,”tandasnya, Jumat (8/9/2023).
Seperti diberitakan sebelumnya, Nadilla, siswi berprestasi kelas sebelas IPA SMA Negeri 1 Batui, dikeluarkan dari kelasnya, usai mewakili Kecamatan Batui menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) di Kota Luwuk.
Kepada BanggaiPost, Kamis (7/9/2023) Orang Tua (Ortu) siswi, Arif,menceritakan kronologis kejadian saat sang anak dikeluarkan dari ruang kelas.
Dikatakan, pada Senin 21 Agustus 2023, Nadilla diserahterimakan ke pihak sekolah usai melaksanakan tugas, setelah selama 45 hari ditempa dipusat pelatihan Paskibraka Mirqan Kawasan Halimun, Luwuk.
Kemudian, Selasa 22 Agustus 2023, sang anak mengikuti pembelajaran pertama seperti biasanya. Jam pertama pembelajaran Nadilla dikeluarkan dari ruang kelas dengan alasan tidak mengerjakan tugas, dan ketinggalan pembelajaran.
“Oleh guru bidang studi bahasa Inggris, dengan alasan tidak mengerjakan tugas,dan ketinggalan pelajaran. Anak saya mencoba memberikan alasan kepada sang guru, bahwa tengah mengikuti paskibra tingkat kebupaten. Namun alasan yang disampaikan justeru tidak diterima,”ungkapnya.
“Saat itu anak saya mengalami tekanan psikologis”tambahnya menegaskan.
Mendengar keluhan sang anak, iapun mendatangi sekolah, dan Menemui Kepsek. Kritikan terus ia layangkan kepada pihak sekolah saat pertemuan itu.
“Setiap penjelasan yang diutarakan Kepsek selalu berkelit, padahal kejadian benar adanya,”ujarnya.
Setelah mendalami problem tersebut, iapun menilai, hal ini terjadi karena Kepala Sekolah tidak mensosialisasikan kepada seluruh guru, bahwa ada peserta didik yang terpilih mengikuti Paskibraka Tingkat Kabupaten Banggai.
“Fungsi managerial Kepala Sekolah tidak jalan. Tidak ada komunikasi antara pimpinan sekolah dengan bawahannya. Buktinya saja yang kami temukan, sejumlah guru tidak tahu kalau ada siswi SMAN 1 Batui, tengah berjuang mengharumkan nama sekolah di tingkat Kabupaten (Paskibraka.red),”
Iapun berharap kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, untuk segera mengevaluasi Kepala Sekolah SMAN 1 Batui. Ini penting dilakukan, agar problem tersebut tak terjadi dikemudian hari.
“Kami merasa prihatin dan meyanyangkan kepada pihak sekolah yang memperlakukan anak saya. Kurang lebih 2 bulan berjuang membawa nama baik sekolah. Hari pertama pembelajaran malah di usir dari kelas. Kami minta Pemprov Sulteng untuk mengevaluasi Kepsek SMAN 1 Batui,”pungkasnya.
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Batui Siti Hikmah S.Pd,.MPd saat dikonfirmasi terkait problem tersebut membantah, jika tak mensosialisasikan keberadaan Siswi yang mengikuti Paskibraka Tingkat Kabupaten.
“Semua guru sudah disampaikan, dan izin siswi mengikuti kegiatan diserahkan ke kelas,”ucapnya.
Tak hanya itu, Kepsekpun membantah jika sang siswi dikeluarkan dari Kelas.
“Hanya mis komunikasi saja, diminta membuat tugas. Memang pada saat serahterima siswi ke pihak sekolah, guru bersangkutan tidak hadir. Pada prinsipnya masalah ini sudah selesai,”pungkasnya. (NS)