banner 728x250

Koordinator AKL Sayangkan Sikap Ketua GP Ansor Banggai

Moh.Sugianto Adjadar

BANGGAIPOST.COM,Luwuk- Koordinator Aksi Kamisan Luwuk (AKL), Moh.Sugianto Adjadar menyayangkan sikap Ketua GP Ansor Banggai terkait kasus kekerasan terhadap santriwati yang terjadi di Kecamatan Toili belum lama ini.

Seperti diberitakan dalam kanal berita online Banggaipost.com, ketua pemuda Ansor Banggai Moh. Ghazali Akbar mengatakan, bahwa dalam gerakan yang dilakukan Aksi Kamisan Luwuk ditunggangi penumpang gelap yang tidak senang dengan NU.

Kepada BanggaiPost, Jumat (28/1), Aktivis AKL yang akrab disapa Gogo ini menilai, komentar Ketua GP Ansor tersebut sangat tendensius, dan bernuansa Suudzon atau persangkaan buruk, yang seharunya tidak diucapkan oleh pimpinan salah satu ormas kepemudaan terbesar di Indonesia.

Karena jelas salah satu azas GP Ansor adalah Ketuhanan Yang Maha Esa serta salasatu tujuannya adalah menegakkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Ja- ma’ah, di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Komentar ketua Pemuda Ansor Banggai ini bagi saya tendensius dan Suudzon karena langsung menuduh tanpa disertai bukti dan jelas bertentangan dengan tujuan ajaran Islam Ahlussunnah wal Ja- ma’ah” terang Gogo.

Gogo juga mengatakan, bahwa Negara Indonesia adalah negara Hukum, dan GP Ansor adalah garda terdepan dalam penegakan hukum dalam bingkai NKRI.

Untuk itu nilai Gogo, terkait evalusi Pondok Pesantren di Toili yang menurut Moh. Ghazali Akbar adalah milik warga NU, maka sudah sepantasnya dievaluasi demi nama baik NU, sebagai ormas agama terbesar di negara ini, dan diatur dalam peraturan menteri agama nomor 30 tahun 2020.

“Semangat NU adalah menciptakan masyarakat Rahmatan lil ‘Alamin yang mengasihi dan mencintai sesama mahluk Allah, oleh karenanya saya kira masyarakat NU adalah sahabat – sahabat yang cerdas dan toleran serta menjunjung tinggi penegakan hukum dinegara ini” tegasnya.

Terkait kejadian ini Gogo juga berencana akan menyurat kepada Kementrian Agama dan PB NU. “Iya kami akan menyurat ke Kementerian Agama dan PB NU, Gus Men dan Gus Yahya harus mengetahui apa yang terjadi disini karena sebagai Kiayai mereka adalah teladan bagi kita dalam bertindak dan bersikap kita butuh bimbingan mereka” tutup Gogo yang juga Mahasiswa Fakultas Hukum Untika. (RED)