banner 728x250 banner 728x250

Kader PII Sulteng Suarakan Jihad Literasi Terhadap Minat Baca Indonesia

BANGGAI POST, PALU– PII Sulawesi tengah adalan bagian dari Indonesia timur yang terkenal akan militansi para kadernya. Tentunya para pemuda yang berasal dari daerah tersebut memiliki karakter dan kelebihan masing-masing. Belum cukup dua bulan bulan, Opick Delian Alindra menerbitkan buku monumental berjudul Romantika Perjuangan yang sudah di order kurang lebih 50 orang itu terlibat dalam momen sosialisasi literasi di tanah rencong, Aceh.

Pada kegiatan Seminar Pelajar di Sekolah Aceh Utara, Minggu (27/11), beliau (Opick Delian Alindra) diberi kesempatan oleh Pengurus Daerah PII Aceh Utara untuk membedah buku yang ditulisnya. Peserta pada saa itu yakni adalah anak OSIS, perwakilan ekskul dan juga perwakilan kelas SMAN 1 Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara.

Menurutnya, hari ini Indonesia sangat tertinggal dalam dunia literasi, baik membaca maupun menulis. Padahal dengan membaca buku kita mengenal dunia, dengan menulis buku kita bisa dikenal oleh dunia. Dalam penyampaian bedah bukunya pun ia mengatakan bahwa menyesal ketika SMA tidak rajin membaca buku.

“Hal tersebut saya rasakan nanti ketika saya kuliah, maka kalian adik adik harapannya harus terus memanfaatkan kesempatan yang ada,” tuturnya.

Hari ini gelombang teknologi justru membuat generasi kita bermalas-malasan, merosotnya akhlak, mager dan cenderung sibuk dengan hal hal yang tidak produktif. Mental generasi hari ini cenderung seperti mental kerupuk yang tidak mau merasakan proses dari dasar. Hari ini masih banyak generasi yang apatis terhadap belajar di ruang akademik ataupun non akademik di organisasi. Padahal kalau berbicara cita-cita maka persiapannya harus dari sekarang.

“Kita hari ini perlu menyadari bahwa Indonesia masuk dalam peringkat ke 61 dari 62 negara mengenai minat baca yang terdata dalam Harbuknas 2022. Ini menjadi PR kita bersama, dan jihad literasi adalah kunci utama,” terangnya.

“Kita juga perlu tahu bahwa dalam poin ke 4 SDGs berupa pendidikan berkualitas yang merupakan tujuan pembangunan berkelanjutan dan menjadi program global adalah tujuan kita bersama. Maka pendidikan berkualitas seperti apa yang kita inginkan jika kita apatis terhadap literasi itu sendiri. Terlebih lagi kita tidak mau belajar di dunia organisasi,” tutur Kader PII asal Sulteng itu.

“Tahun ini adalah tahun yang spesial. Saya senang bisa menerbitkan buku dan berkunjung ke Aceh sebagai tanah para pejuang. Maka kita perlu sadar bahwa kita harus mengejar ketertinggalan Yang ada. Jangan sampai kita lebih sibuk membaca postingan yang tidak bernilai dibanding membaca dunia itu sendiri. Saya bangga jadi kader PII, yang sudah membuka cakrawal berfikir saya melihat dunia. Saya menyesal lambat masuk PII,” tutup Opick. (IK)