BANGGAIPOST, LUKTIM -Ketua kelompok “Perjuangan” Percetakan Sawah Desa Hunduhon Kecamatan Luwuk Timur Markiano membantah telah menjual bantuan persawahan yang diberikan pemerintah untuk menunjang kegiatan persawahan.
Markiano mengatakan tudingan yang dilontarkan oleh anggota kelompoknya tidak berdasar dan tidak ada alat bukti yang menguatkan bahwa bantuan yang ada telah dijual.
“Apa yang bapak dengar dari anggota kelompok itu semua tidak benar, bantuan yang ada seperti dana 150 juta untuk pembelian sapi serta pembuatan kandang dan alat penunjang lainnya, traktor, pupuk serta itu semua masih ada. Bahkan ada tudingan saya menjual mesin gilingan padi itu tidak benar, tidak ada itu bantuan giling padi,” sanggahnya saat dikonfirmasi Banggai Post Kamis (26/6/2025)
Ia menjelaskan memang ada gesekan antara dirinya dengan anggota kelompok terkait bantuan tersebut. Bahkan masalahnya sudah dilaporkan ke kejaksaan dan sudah dilakukan pemeriksaan oleh pihak kejaksaan. Namun apa yang menjadi laporan mereka itu tidak terbukti.
“Kejaksaan sudah pernah turun cek langsung bahkan sudah diklarifikasi ke Dinas Pertanian dan hasilnya tidak terbukti, kalau terbukti saya melakukan hal demikian mungkin saya sudah dipenjara,” tutur Cili sapaannya
Selain itu, saat ditanyakan apakah bantuan – bantuan yang diberikan masih ada dan dapat dibuktikan? Markiano secara tegas mengatakan: “Silakan saja dicek semua bantuan itu masih utuh seperti sapi dan lain-lain.”
Sebelumnya, masalah bantuan percetakan sawah memang mencuat dan dipersoalkan oleh anggota kelompok. Antara oleh salah seorang anggota kelompok, Alton dan anggota kelompok lainya.
Menurut pengakuan Alton dan anggotanya kepada Banggai post sejak bantuan ini turun anggota kelompok tidak dilibatkan.
Mereka pun tidak mengetahui kemana larinya bantuan tersebut. Seperti pupuk 7,5 ton yang disalurkan hanya 8 sak karung kepada kelompok, bahkan dana 150 juta untuk pembelian sapi serta sisa dana tersebut serta traktor dan mesin penggiling padi dinilai tidak jelas juntrungannya.
“Kita ini dimasukan dalam anggota kelompok tapi tidak dilibatkan. Semua bantuan yang ada kami tahu tapi kami tidak diperlihatkan sehingga kami merasa bantuan yang ada telah disalah gunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi,” ucapnya.
Kata Alton, untuk apa dia dan anggota kelompok lainnya membuat laporan kejaksaan kalau hal itu tidak benar. Pihaknya juga sudah melapor ke dinas pertanian. “Kami berharap masalah tersebut benar – benar dapat ditindak lanjuti dan dilakukan penyelidikan agar terang benderang,” kata Alton penuh harap.(Al)