banner 728x250

Baru Satu Bulan Beberapa Tanaman Mati, Program SJSP Desa Biak Banggai

Baru satu bulan sejak bantuan di salurkan, beberapa tanaman Program Satu Juta Satu Pekarangan di Desa Biak, Kecamatan Luwuk Utara, mati.

BANGGAIPOST.COM,Luwuk- Program Satu Juta Satu Pekarangan (SJSP), yang disalurkan Pemerintah Daerah Kabupaten Banggai di Desa Biak, Kecamatan Luwuk Utara tak berjalan maksimal.

Beberapa jenis tanaman seperti terong dan Cabai nyaris mati. Ini dipicu, karena media tanam dalam polybag menggunakan sekam padi. Praktis, tanaman cepat mengering, karena penggunaan media tanam ini dinilai lemah mengikat air.

Seperti diutarakan salah satu penerima bantuan di Desa Biak, Nurdin, Senin (24/6/2024).

Dikatakan, program tersebut disalurkan oleh instansi terkait pada Bulan Mei 2024. Dengan jenis tanaman Terong dan Cabai.

Setiap penerima bantuan mendapatkan masing-masing 50 polybag. Serta 2 botol obat hama dan pupuk.

“Sudah satu bulan bantuan di terima. Cabai 25 polybag, dan Terong sebanyak 25 polybag. Untuk terong saat diterima, sudah berbuah. Karena menggunakan sekam padi, akarnya mudah tercabut, tak mampu menahan beban tanaman yang sudah berbuah,”bebernya.

“Tanaman juga cepat kering, karena media tanam sekam padi pada polybag lemah mengikat air. Tanamanpun cepat mati. Berbeda jika menggunakan tanah pada polybag, akar tanaman kokoh, tanaman tidak mudah kering,”tambahnya menegaskan.

Sejak menerima bantuan tersebut, kata dia, sebanyak 25 tanaman mati. Terong sebanyak 15 pohon dan Cabai 10 pohon. Sementara sisanya masih di budidayakan.

“Ricanya kerdil-kerdil, satu jengkal sudah berbuah. Terongpun begitu, sedikit buahnya. Paling hanya bisa bertahan beberapa bulan kedepan,”tuturnya.

Jika melihat kondisi ini, sambung dia, program yang digulirkan Pemda setempat tak akan membuahkan hasil maksimal dalam pemberdayaan ekonomi keluarga.

“Bicara peningkatan ekonomi dengan tanaman ini sangat jauh dari harapan. Apa yang di jual kalau cuma 5 sampai 6 buahnya. yang lain mati. Paling hanya bisa di pakai untuk kebutuhan dapur saja,”tandasnya.

Masih lebih baik kata Nurdin, bantuan yang diberikan berupa benih cabai dan terong. Biarkan penerima bantuan yang menanam langsung di tanah mereka. Di rawat secara maksimal, hingga membuahkan hasil untuk di pasarkan.

“Ini yang diterima bukan bibit. Tapi sudah berbuah di polybag, pohonnya tinggal di ikat gunakan kayu, akar tidak kokoh karena menggunakan sekam,”keluhnya. (NS)