LUWUK – Warga di Kecamatan Bunta, Simpang Raya, dan Nuhon masih menghadapi tantangan serius terkait infrastruktur jalan dan jembatan yang minim perhatian dari pemerintah Kabupaten Banggai di bawah kepemimpinan Amirudin Tamoreka dan Furqanuddin Masulili.
Kondisi ini terutama dirasakan oleh warga Desa Jaya Makmur dan Desa Sumber Agung, Kecamatan Nuhon yang hingga saat ini belum memiliki jembatan penghubung yang memadai.
Jembatan satu-satunya yang menghubungkan dua desa tersebut hanyalah sebuah jembatan kayu, yang kondisinya kian lapuk.
Jembatan tersebut dibangun sejak era Orde Baru dan hanya bisa dilintasi oleh sepeda motor.
Kendaraan roda empat dan di atasnya terpaksa harus menyeberangi sungai, yang sering kali berarus deras banjir saat hujan.
Menurut laporan warga, terutama saat musim hujan, banyak kendaraan yang terjebak di tengah sungai akibat ban mobil tertanam dalam lumpur.
Aktivitas warga menjadi lumpuh, termasuk kegiatan pertanian, yang merupakan mata pencaharian mayoritas penduduk di dua desa tersebut.
Mereka tidak bisa menggarap lahan atau mengangkut hasil panen untuk dijual ke pasar.
Yoan, seorang sopir pikap yang sering melintasi jalur ini, mengungkapkan bahwa meski saat ini kondisi jalan masih bisa dilalui karena musim panas, tetapi ketika musim hujan tiba, sungai tersebut menjadi sangat sulit dilewati.
“Pernah ada truk yang terjebak di sini, jam 12 malam,” kata saat ditemui awak media seusai melintasi sungai yang penuh tantangan, Rabu, 11 September 2024.
Yoan menambahkan, bahwa satu-satunya jembatan yang ada hanyalah jembatan darurat dari kayu yang cuma bisa dilalui sepeda motor, dan tidak ada jembatan permanen untuk kendaraan roda empat.
Yoan berharap pemerintah segera memperbaiki kondisi ini agar aksesibilitas desa-desa tersebut dapat lebih baik dan aman. (*)