banner 728x250

Lemah Pengawasan, Dugaan Pelangsir BBM Makin Marak di Banggai Laut

BANGGAI POST, BALUT– Antrean panjang pengisian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi terus terjadi di dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di Kabupaten Banggai Laut yakni SPBU Kota Banggai dan SPBU Desa Timbong.

Meski sebelumnya telah diberitakan di beberapa media, namun sampai saat ini belum ada pengawasan dan penertiban baik dari kepolisian maupun pemerintah daerah terkait maraknya antrean dan dugaan penyalahgunaan BBM bersubsidi jenis pertalite ini.

Tak heran, masyarakat menilai pihak berwenang seakan menutup mata terkait dugaan Penyalahgunaan BBM bersubsidi yang sedang marak di Banggai Laut. Sebab hal itu sudah terihat jelas dengan diperjual belikannya BBM jenis pertalite secara bebas di kios-kios dengan harga yang cukup tinggi Rp. 13.000 sampai 15.000 per liter.

Berdasarkan informasi dan pantauan media ini di lapangan beberapa pekan terakhir ini, terlihat antrean panjang tersebut didominasi para pengendara yang mengisi BBM jenis pertalite secara berulang-ulang atau biasa disebut pelangsir. Nantinya BBM tersebut diduga ditimbun di salah satu tempat, seperti di belakang rumah atau di dalam rumah yang kemudian dijual kembali kepada para pengecer.

Padahal jumlah pasokan BBM di dua SPBU di Kabupaten Banggai Laut itu, Berdasarkan informasi yang diterima Media, Selasa (7/11), mendapatkan jatah 8 ton per hari. Dari jumlah tersebut, harusnya BBM bersubsidi jenis pertalite ini bisa dikatakan lebih dari cukup untuk kebutuhan masyarakat umum. Namun kenyataannya masyarakat mengeluh kesulitan mendapat BBM pertalite di dua SPBU itu.
Menurut mereka (red, masyarakat), setiap ada stok BBM jenis pertalite masuk di SPBU Kota Banggai dan SPBU Desa Timbong, antrian kendaraan selalu membludak dan bahkan banyak kendaraan roda dua dan empat yang sudah mengantri sejak malam hari.

Anehnya lagi, kendaraan yang mengantri itu lebih didominan kendaraan itu-itu saja (diduga kendaraan milik pelangsir) setiap kali ada stok BBM pertalite.
Hal ini yang membuat masyarakat semakin resah karena stok BBM bersubsidi kerap ludes hanya dalam waktu yang sangat singkat kurang lebih 2 sampai 3 jam saja.
“Ada yang dua kali bolak balik, padahal kendaraannya sudah terisi,” ucap sejumlah warga disela-sela antrian. Mirisnya, disebutkan warga ada yang menggunakan dua kendaraan sekaligus. “Orangnya cuma sendiri, tapi kendaraannya dua,” kata mereka.

Karena itu, warga berharap pihak kepolisian dan instansi terkait segera melakukan penertiban karena sudah sangat meresahkan dan merugikan. Sebab banyak masyarakat tidak bisa menikmati BBM bersubsidi di dua SPBU tersebut. Warga terpaksa harus membeli BBM pertalite di kios-kios dengan harga tinggi. “Biar lagi banyak stok dari pertamina kalau tidak ditertibkan ini kendaraan (milik pelangsir) yang bolak balik mengisi, pasti tidak cukup. Jadi harus segera ditertibkan,” cetus warga dengan kesal. (TIM)