BANGGAIPOST.COM,Luwuk- Setelah melaksanakan wawancara pada hari sebelumnya, tim penilai PPN/ Bappenas melakukan verifikasi lapangan terkait PPD (Penghargaan Pembangunan Daerah) Tahun 2024, di Kabupaten Banggai, pada Selasa (2/4/2024).
Hasil verifikasi ini akan menjadi dasar untuk penyusunan peringkat yang nantinya akan diadu dengan 10 kabupaten lainnya yang juga berhasil mencapai tahap verifikasi lapangan.
Sumedi Andono Mulyo, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Proyek Infrastruktur Prioritas Nasional Kementerian PPN/Bappenas, yang juga menjadi tim penilai utama PPD 2024, menyampaikan bahwa kemajuan suatu daerah dapat diukur melalui tiga syarat utama, yakni inovatif, adaptif, dan transformatif.
“Pertama inovatif melakukan terobosan dan temuan untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah, yang kedua adaptif bisa menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan strategis, dan yang ketiga transformatif yaitu melakukan perubahan untuk kemajuan masa depan,” jelas Sumedi.
Satu Juta Satu Pekarangan merupakan salah satu inovasi program unggulan yang telah diimplementasikan oleh Bupati Banggai selama masa jabatan 2021-2024. Program ini melibatkan Dinas TPHP, Nakeswan, Perikanan, dan Ketahanan Pangan dengan alokasi dana mencapai sekitar Rp. 24 miliar.
Verifikasi lapangan dilakukan oleh tim penilai PPN/ Bappenas terhadap inovasi Satu Juta Satu Pekarangan yang diajukan oleh Kabupaten Banggai dalam PPD 2024.
Lokasi kunjungan lapangan yaitu :
1. Rumah ayam petelur, Kelompok Mandiri Jaya di Desa Bubung Kec. Luwuk Selatan
2. Pengembangan kampung sayur (komoditi cabe rawit), KWT Monsuani Tano di Desa Nonong Kec. Batui.
3. Pembudidaya Lele, Kelompok Lele Sehati di Desa Bone Balantak Kec. Batui Selatan.
4. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman sayuran di Desa Sumberharjo Kec. Moilong.
5. Rumah ayam pedaging, Kelompok Berkah Jaya di Desa Karya Jaya Kec. Moilong.
Selain itu, Tim juga melakukan kunjungan pada program unggulan Satu BUMDes 500 Juta di BUMDes Mayaseja Sinorang, Desa Sinorang, Kecamatan Batui Selatan.
Tim Penilai Utama, Sumedi Andono mengatakan hasil pengamatan lapangan menunjukkan bahwa keenam lokasi tersebut sangat baik, terutama pada lokasi peternakan ayam telur yang dinilai luar biasa.
“Terutama untuk peternak ayam telur itu luar biasa, kalau dari segi rantai nilai yaitu produksi, pengolahan, sampai kepada pemasaran, hampir semua dari segi produksi sudah baik,” tutur Sumedi.
Rumah ayam petelur oleh Kelompok Mandiri Jaya terdiri dari 9 anggota, selain mengatasi masalah stunting, dampak ekonomi juga sangat dirasakan oleh anggota kelompok.
“Alhamdulillah dengan adanya kandang dari program Satu Juta Satu Pekarangan bisa menambah penghasilan untuk SPP sekolah anak,” ujar salah satu anggota Kelompok Mandiri Jaya.
Dengan berbagai inovasi, Banggai siap untuk bersaing dan menunjukkan eksistensinya di kancah nasional upaya mewujudkan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. (Dkf)