Torang Bikin Bae: Lari, Birokrasi, dan Sport Tourism di Kota Gorontalo

Oleh: Nadjamudin Mointang,

Analis Kebijakan


Gaya hidup sehat lewat aktivitas running kini bukan sekadar tren, tapi sudah menjadi gerakan bersama masyarakat Kota Gorontalo untuk menjaga kebugaran, disiplin, dan kewarasan hidup di tengah hiruk-pikuk perkotaan. Aparatur birokrasi ikut memberi teladan dengan menjadikan running lifestyle sebagai bagian dari budaya kerja—selaras dengan semangat pelayanan publik yang sigap, energik, dan berorientasi hasil.

 

 

Di sela rutinitas pemerintahan, Analis Kebijakan Nadjamuddin Mointang kerap mengajak Komunitas ASN Runner Kota Gorontalo untuk berlari bersama, menjaga stamina, sekaligus menikmati kuliner pagi khas kota ini.

Gerakan ini memiliki potensi besar mendorong sektor sport tourism, karena lari bukan hanya olahraga, tetapi juga media promosi kota. Event lari di Gorontalo bisa menarik wisatawan domestik hingga mancanegara, sembari memperkenalkan panorama Teluk Tomini, Danau Limboto, dan pesona heritage kota. Dengan kolaborasi antara pemerintah, komunitas lari, dan sektor swasta, sport tourism menjadi pintu masuk pertumbuhan ekonomi lokal berbasis kesehatan dan rekreasi.

Semangat ini sejalan dengan tagline “Torang Bikin Bae”—tekad kolektif untuk menghadirkan Gorontalo yang sehat, maju, dan ramah wisata. Melalui lari, birokrasi yang enerjik, dan sport tourism yang berkembang, Gorontalo meneguhkan diri sebagai kota yang tak hanya religius dan progresif, tetapi juga inspiratif dalam membangun gaya hidup sehat dan kolaboratif.(*)