dr. Yusran Kasim (foto: internet)
RSUD Tulungagung sudah lebih dulu berhasil menerapkan sistem pelayanan yang terintegrasi, transparan, dan berorientasi pasien.
BANGGAI POST, Luwuk – DI tengah berbagai sorotan masyarakat, manajemen RSUD Luwuk Banggai memastikan langkah pembenahan layanan publik terus berlanjut.
Direktur RSUD Luwuk, dr. Yusran Kasim, menegaskan pihaknya memilih RSUD dr. Iskak Tulungagung sebagai lokasi studi tiru, sesuai rekomendasi resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Menurut Yusran, pilihan ini sekaligus menjawab pertanyaan mengapa RSUD Luwuk tidak mengambil contoh langsung dari RSUD Banten. “RSUD Banten itu rumah sakit rujukan provinsi. Jadi skalanya tidak apple to apple dengan RSUD Luwuk yang skala kabupaten. Sedangkan RSUD dr. Iskak Tulungagung lebih relevan dengan kondisi kita,” jelasnya kepada Banggai Post, Rabu (17/9).
Yusran menambahkan, RSUD Tulungagung sudah lebih dulu berhasil menerapkan sistem pelayanan yang terintegrasi, transparan, dan berorientasi pasien. “Itu sebabnya Kemenkes merekomendasikan kami belajar langsung di sana. Fokusnya bukan hanya infrastruktur, tapi bagaimana membangun pelayanan yang cepat, ramah, dan bisa dipercaya masyarakat,” katanya.
Agenda studi tiru dijadwalkan berlangsung pada November atau Desember 2025. Yusran menegaskan momentum ini sangat penting karena tahun depan RSUD Luwuk juga akan menghadapi akreditasi ulang. “Kami ingin masuk akreditasi dengan persiapan yang matang, sehingga standar mutu pelayanan bisa naik kelas,” ujarnya.
Langkah studi tiru ini sejalan dengan agenda pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM). “Harapan kami, RSUD Luwuk dapat segera melakukan percepatan perubahan layanan, dengan mencontoh praktik terbaik yang sudah terbukti berjalan di Tulungagung,” tutup Yusran.(Alin)