(foto: internet)
BANGGAI POST, LUWUK – Kebijakan pemerintah mengguyur likuiditas besar-besaran ke bank-bank Himbara ternyata tidak otomatis disambut tepuk tangan masyakarat. Di kolom komentar media sosial, netizen justru ramai-ramai mencurahkan keluh kesah soal sulitnya mengakses kredit.
Seorang pengguna akun di platform tiktok menulis, “Ini tergantung banknya mau kerja atau hanya menumpuk uangnya. Pegawai bank sekarang enggan mencari kreditur baru.”
Keluhan itu segera bersambut. Netizen lain menyindir aturan BI Checking yang dianggap menghambat pelaku usaha kecil. “BI checking dihapus, supaya bisa pinjam buat modal usaha. Dan ekonomi bisa tumbuh,” tulisnya.
Ada pula yang mengaku sudah mengajukan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sejak Agustus lalu, tapi tak kunjung mendapat jawaban dari pihak bank. “Ada agunan, cuma minta nomor HP, tapi tidak ada respon,” keluhnya. Bahkan ada yang menyebut sudah membawa sertifikat tanah sebagai jaminan, namun tetap tidak digubris.
Di tengah tumpukan curhat itu, muncul komentar bernuansa akademis. Seorang netizen menilai ekonomi bisa bergerak bila bunga kredit diturunkan. “Kalau bunga kredit turun, bunga simpanan ikut turun. Orang jadi mau memutar uang di sektor riil,” tulisnya.
Serangkaian komentar ini menunjukkan jurang antara kebijakan makro dan realitas di lapangan. Dana likuiditas boleh saja mengalir deras, tapi di mata sebagian rakyat kecil, pintu bank masih tetap seperti pintu besi: berat dibuka.(Alin)