Di Bangkep, Belasan Anak Bertaruh Nyawa Demi Tetap Bersekolah

Tetap Belajar: Belasan siswa di MTs Desa Kalumbatan, Kabupaten Banggai Kepulauan tetap belajar di tengah kondisi gedung sekolah yang nyaris ambruk. (Foto: istimewa)

Bangunan itu nyaris roboh. Tapi puluhan anak tetap semangat belajar di dalam kelas. Mereka seolah siap bertaruh nyawa demi mimpi di masa depan


Laporan: Parlin Yusuf, Banggai Post


Potret memprihatinkan dunia pendidikan itu tersaji sangat telanjang di Kabupaten Banggai Kepulauan. Sebuah madrasah tsanawiyah (MTs) di Desa Kalumbatan, Kecamatan Totikum Selatan, tampak nyaris roboh.  Bangunan tua dengan dinding retak, atap jebol, hingga sebagian besar ruang kelas yang sudah tak layak pakai, kini menjadi tempat anak-anak desa menuntut ilmu.

Meski kondisi sekolah memprihatinkan, semangat belajar para siswa tak pernah surut. Mereka tetap datang setiap hari dengan harapan bisa menyelesaikan pendidikan demi masa depan.

“Sekolah ini sudah hampir roboh, tapi anak-anak tetap mau belajar. Mereka ingin terus sekolah meski harus belajar di gedung yang seperti ini,” ungkap Muhammad Rinaldi, warga setempat yang membagikan foto kondisi sekolah tersebut di media sosial.

Ironisnya, kerusakan sekolah ini seolah tak mendapat perhatian serius dari pemerintah maupun pejabat terkait. Rinaldi menilai kondisi itu dibiarkan begitu saja hingga membuat warga khawatir akan keselamatan anak-anak mereka.

“Kasihan adik-adik kita. Mereka ingin sekolah, tapi orang tua selalu khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Sampai kapan kondisi ini dibiarkan?,” keluhnya.

Bangunan sekolah yang nyaris roboh bukan hanya membuat siswa tak nyaman belajar, tapi juga mengancam keselamatan. Di beberapa ruang kelas, plafon sudah runtuh, dinding mengelupas, bahkan sebagian ruangan kini tak lagi dipakai dan menjadi tempat hewan peliharaan.

Warga berharap pemerintah pusat maupun daerah segera turun tangan. “Kami mohon perhatian Menteri Pendidikan, Presiden, dan Wakil Presiden. Anak-anak kami butuh tempat belajar yang layak,” tambahnya.

Kondisi ini menjadi tamparan bagi wajah pendidikan di daerah, bahwa di balik semangat anak-anak desa untuk meraih cita-cita, masih ada persoalan mendasar: sekolah yang layak dan aman.(*)

Iklan HUT RI Bantayan