BANGGAI POST, LUKTIM – Pernyataan Marciano alias Cili terkait bantuan untuk Kelompok Perjuangan Percetakan Persawahan Desa Hunduhon, Kecamatan Luwuk Timur, mendapat bantahan dari sejumlah anggota kelompok.
Alton dan Yaris Lagarinda, dua anggota kelompok tersebut, menyebut pernyataan Marciano yang menyebutkan bahwa bantuan masih ada adalah tidak benar.
“Apa yang disampaikan Marciano di media itu tidak benar. Bantuan dari pemerintah—mulai dari pupuk sebanyak 150 karung atau sekitar 7,5 ton, mesin penggiling padi, traktor, hingga dana Rp150 juta yang masuk ke rekening kelompok—sampai sekarang tidak jelas keberadaannya. Kami menduga kuat bantuan tersebut telah disalahgunakan bahkan dijual,” tegas Alton kepada Banggai Post, Sabtu (19/7).

Alton juga menjelaskan bahwa sejak awal pembentukan kelompok hingga proses penyaluran bantuan, para anggota tidak pernah dilibatkan secara aktif.
“Kami tahu ada bantuan, tapi anehnya kami tidak pernah dilibatkan. Traktor bantuan sekarang malah sudah berada di kelompok lain,” ujarnya.
Ia juga menyoroti soal pupuk bantuan yang diduga tidak disalurkan secara penuh. Dari total 150 karung pupuk, hanya 10 karung yang dibagikan kepada anggota.
“Setelah kami telusuri, pupuk sisanya katanya ditarik oleh oknum TNI. Tapi tidak ada berita acara atau bukti tertulis. Kalau memang benar ditarik, harusnya ada alasannya dan dokumentasi resminya,” kata Alton.

Kecurigaan akan penyalahgunaan semakin kuat karena hingga hari ini, lahan persawahan yang dijadikan proyek percontohan seluas 30 hektare tidak dimanfaatkan.
“Kalau memang bantuan itu benar-benar digunakan sebagaimana mestinya, pasti persawahan ini sudah jalan. Faktanya, sampai sekarang lahan tersebut tidak diolah. Bahkan kandang sapi yang dibangun sudah rusak karena tidak digunakan,” ungkapnya.
Tak hanya itu, setelah dilakukan penelusuran, Alton menyebut sapi-sapi bantuan itu ternyata telah dialihkan ke kandang pribadi milik warga di Desa Uwedikan.
Alton juga menyayangkan sikap Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pertanian di Luwuk yang dinilai lepas tangan dan tidak melakukan pengawasan terhadap program bantuan tersebut.
“Sangat disayangkan. Saat kami pertanyakan kepada Kepala UPT, beliau mengaku tidak pernah turun tangan mengawasi kegiatan kelompok. Lalu fungsi pengawasannya di mana?” ucap Alton.
Lebih lanjut, Alton menegaskan bahwa dirinya bersama anggota kelompok akan terus mencari fakta-fakta baru untuk mengungkap dugaan penyimpangan tersebut. “Kita akan ungkap sampai terang menderang,” tegasnya.
Sebagai informasi, sebelumnya Ketua Kelompok, Markiano, telah membantah seluruh tudingan tersebut. Ia menyatakan bahwa tidak ada bantuan yang dijual dan semua aset bantuan masih ada serta dapat dicek. Ia juga mengklaim masalah ini sudah pernah dilaporkan ke Kejaksaan dan telah dinyatakan tidak terbukti.
Namun, Alton bersikukuh bahwa pelaporan dilakukan karena memang ada kejanggalan, dan berharap penyelidikan lebih lanjut bisa dilakukan untuk membuka semuanya secara transparan.(Alin)