BANGGAIPOST, LUKTAR — Kasus perundungan kembali terjadi di lingkungan sekolah. Kali ini menimpa seorang siswa kelas VII MTS DDI Kilongan, Kecamatan Luwuk Utara, Kabupaten Banggai, bernama Dzaikal Yusuf.
Menurut keterangan orang tua korban, Parlin Yusuf, tindakan perundungan yang dialami anaknya bukanlah kejadian baru. Sejak awal masuk sekolah, Dzaikal disebut telah beberapa kali mengalami intimidasi dari teman sekelasnya.
“Anak saya sering dibuli, diintimidasi, dipalak, bahkan pernah dipukul dan diancam akan dibunuh oleh teman sekelasnya. Kejadian itu pernah dimediasi antara kedua belah pihak, tetapi rupanya terulang lagi,” ujar Parlin.
Kasus Terulang dan Melibatkan Kakak Kelas
Parlin menjelaskan bahwa perundungan kembali terjadi baru-baru ini, dengan pelaku yang sama. Bahkan, kali ini diduga ada keterlibatan kakak kelas.
“Ini sudah yang kedua kali. Teman sekelasnya kembali memalak, bahkan ada kaka kelasnya yang ikut terlibat. Mereka mengancam akan memukul jika tidak diberi uang. Anak saya juga sering tidak ikut pembelajaran karena dipaksa memenuhi keinginan pelaku, seperti pergi ke kamar mandi atau ke luar asrama. Kalau tidak dituruti, dia akan dipukul,” jelasnya.
Selain tindakan fisik, Parlin mengungkapkan bahwa anaknya juga menerima pesan WhatsApp bernada kasar dari pelaku.
Akibat tekanan tersebut, korban disebut mengalami trauma hingga takut bersekolah. Ia juga kerap mengambil uang di rumah untuk memenuhi permintaan para pelaku.
Orang Tua Minta Sekolah Bersikap Tegas
Sebagai orang tua, Parlin berharap pihak sekolah mengambil langkah tegas karena kejadian terjadi di lingkungan sekolah yang menjadi tanggung jawab institusi.
“Jangan memandang kasus perundungan sebelah mata. Kami khawatir bisa berujung fatal jika tidak segera ditangani,” tegasnya.
Pihak Sekolah: Pelaku Sudah Dipanggil
Sementara itu, perwakilan pihak MTS DDI Kilongan yang dihubungi untuk dimintai klarifikasi mengaku telah memanggil para siswa yang diduga terlibat.
“Semua anak yang berurusan dengan Zaikal sudah kami panggil, tetapi mereka tidak mengaku. Kami harap orang tua bisa datang bersama Zaikal agar siswa lain tidak bisa menyangkal,” ujar pihak sekolah.(*)












