BANGGAIPOST, PAGIMANA – Warga Desa Jayabakti, Kecamatan Pagimana, memprotes kebijakan Camat Pagimana yang membatalkan hadiah utama door prize jalan sehat yang seharusnya dimenangkan oleh Eli Labaco.
Menurut keterangan warga, pembatalan itu dilakukan hanya karena Eli tidak hadir dalam upacara penurunan bendera HUT ke-80 RI di Lapangan Pagimana.
“Hanya gara-gara tidak mengikuti upacara penurunan bendera, Camat membatalkan hadiahnya. Kebijakan Camat bukan berdasarkan perintah tertulis, melainkan hanya disampaikan secara lisan sebelum pelaksanaan upacara,” ungkap salah seorang warga yang enggan disebut namanya.
Lebih jauh, warga menjelaskan bahwa Eli Labaco sebenarnya hadir di lokasi lapangan. Hanya saja, karena baru saja mengikuti karnaval dan jalan sehat, serta faktor usia, ia merasa lelah sehingga meminta anaknya untuk mewakili. Namun saat namanya keluar sebagai pemenang hadiah utama berupa satu unit kulkas, panitia membatalkan dan langsung mengundi ulang. Hadiah itu akhirnya diberikan kepada peserta lain.
Kebijakan sepihak tersebut menuai sorotan karena dinilai tidak berdasar pada aturan tertulis maupun kesepakatan resmi. Polemik ini ramai diperbincangkan setelah akun Facebook bernama Risna Wati memposting keluhan keluarganya di portal Pagimana.
Dalam unggahannya, Risna menulis:
“Kepada yang terhormat masyarakat yang ada di lapangan Pagimana, ibunda kami yang mendapat hadiah utama tidak diberikan padahal namanya keluar saat pengumuman. Cuma karena tidak mengikuti penurunan bendera. Setahu kami, tidak pernah diumumkan sebelumnya bahwa yang tidak ikut penurunan bendera tidak berhak mendapat hadiah. Kami hanya butuh penjelasan yang seadil-adilnya dari Camat Pagimana dan panitia, karena ibunda kami ikut jalan sehat dengan berjalan kaki dari Sakna ke lapangan, bukan hanya duduk di tribun. Beliau sudah tua dan lelah, kenapa harus diperlakukan seperti ini?”
Postingan itu langsung menuai banyak komentar dari netizen.
Salah satunya, akun Rubia Djakria menulis: “So itu di dengar boli Ola hengge.”
Komentar lain datang dari akun Toni yang menilai panitia tidak adil:
“Panitia pelaksana lomba harus klarifikasi. Apakah ini kesepakatan bersama atau hanya keputusan sepihak? PK Kades Jayabakti, kasihan beliau sudah dirugikan. Beliau seorang janda, hidup di garis kemiskinan, yang seharusnya dibantu, bukan malah dirugikan.”
Hingga kini, polemik tersebut masih ramai diperbincangkan di media sosial. Dari pantauan Banggai Post, sebagian besar komentar netizen justru menunjukkan simpati kepada Eli Labaco, ketimbang mendukung kebijakan panitia maupun Camat Pagimana. (Alin)
