banner 728x250 banner 728x250

Ambisi, Keserakahan dan Ambisi Melawan Keserakahan

Oleh: S Durandt

“Ambisi itu sesuatu yang baik, setiap orang harus memilikinya. Karena ambisi merupakan cita-cita atau apa yang ingin dituju atau roh seorang manusia untuk survive dalam hidupnya. Kalau orang tidak memiliki ambisi, berarti dia tidak mengisi kehidupannya,” kata psikolog ternama, Tika Bisono MPsi Psi, dilansir dari okezone.com

Dari pendapat ini bisa di simpulkan bahwa setiap manusia memiliki ambisi, selagi ambisi tetap mengutamakan prinsip prinsip moral dan etika dalam mencapai tujuan.

Namun terkadang kata ambisii dijadikan kampanye hitam pada ruang ruang politil praktis untuk menyerang lawan politik.

Melihat fenomena yang terjadi saat ini, mendorong jari jari saya untuk membuat catatn singkat tentang perbedaan ambisi, keserkahan dan ambisi melawan keserakahan .
Agar tidak gagal faham, dan tidak mudah termakan opini penyesatan oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan kepentingan rakyat untuk kepentingan politik, harus terlebih dahulu memahami bahwa, ambisi dan keserakahan adalah dua konsep yang berbeda, tetapi seringkali saling terkait dalam konteks politik.

Ambisi merujuk pada dorongan untuk mencapai tujuan tertentu atau meraih keberhasilan dalam karir politik, sementara keserakahan mencerminkan dorongan untuk memperoleh keuntungan pribadi atau materi dengan cara yang tidak etis atau tidak sah.

Namun, dalam praktiknya, ambisi yang tidak terkendali seringkali menjadi pendorong utama dari perilaku keserakahan dalam politik.

Sebagai contoh, dalam banyak kasus, para pemimpin politik yang ambisius cenderung mengabaikan prinsip-prinsip moral dan etika dalam upaya mencapai tujuan mereka. Mereka mungkin terlibat dalam praktik-praktik korupsi, nepotisme, atau penyalahgunaan kekuasaan demi memperoleh keuntungan pribadi atau kelompok mereka.

Fenomena ini tidak hanya merugikan masyarakat secara umum, tetapi juga merusak fondasi moralitas dan kepercayaan publik terhadap institusi politik.

Olehnya perlu memahami pentingnya prinsip-prinsip moral dalam menjalankan tugas-tugas publik dan menghindari praktik-praktik yang tidak etis.

Nah, dari sepenggal catatan singkat ini, kita bisa memahami dan menilai sendiri bahwa setiap orang yang terjun dalam dunia politik, baik yang mempertahankan dan merebut sangatlah wajar jika punya ambisi, namun hendaknya tidak serakah, dan kita yang menilai siapa yang berambisi dan siapa sesungguhnya yang serakah , kemudian siapa yang berambisi melawan keserakahan.**